Webinar PERSI Facing Omicron Variant Pastikan Kesiapan RS Hadapi Gelombang Ketiga

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) bekerjasama dengan Kalbe Academia menyelenggerakan Webinar Covid 19-Update: Facing Omicron Variant, hari ini, Jumat (4/2).

Sekretaris Umum PERSI Dr. Tri Hesty Widyastoeti, Sp.M, MPH menyatakan kewaspadaan kalangan perumahsakitan harus dibangun karena berdasarkan pengalaman di Amerika Serikat juga Tokyo, Jepang, varian Omicron memicu lonjakan kasus dan tingkat hunian rumah sakit. “Gejala ringan mungkin akan terjadi pada mereka yang telah divaksin dua kali, masih muda dan tidak memiliki komorbid. Pada mereka yang kondisinya sebaliknya, Omicron tidak bisa dipandang ringan,” kata Tri Hesty.

Tri Hesty juga menegaskan pentingnya pemerintah segera menutup pintu kunjungan dari luar negeri serta membatasi secara ketat kunjungan warga Indonesia ke luar negeri.”Karena data menunjukkan 70% kasus Omicron dipicu oleh pelaku perjalanan luar negeri,” kata Tri Hesty.

Selanjutnya, lanjut Tri Hesty, PERSI telah mengirim surat edaran kepada para anggotanya untuk menyiapkan fasilitas layanan kesehatan, obat-obatan dan alat kesehatan untuk bersiaga penuh menjelang gelombang ketiga.

Ketua Tim COVID-19 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Kolonel Ckm dr. I Wayan Agus Putra, Sp P, MMRS menyatakan sejak ditemukan pertama kali dari pasien yang baru saja berkunjung ke Botswana, Afrika pada 9 November, varian Omicron telah memacu transmisi, tingkat keparahan, reinfeksi, mengurangi efektifitas vaksin serta bisa memicu risiko pada diagnosa serta penanganan.

Selanjutnya, I Wayan menjelaskan perjalanan RSPAD dalam menangani wabah yang dimulai pada 2008 dengan terlibat dalam simulasi kesiapan penanganan flu burung, berikutnya pada 2010 melaksanakan simulasi internal, (SDM, ruang isolasi, evakuasi), pada 2016 melaksanakan workshop managemen resiko pandemi (TNI/Polri) serta pada 2019 dilibatkan dalam penyusunan kontijensi pandemi oleh Kemenkes dan Februari 2020, RSPAD menjadi Top Table Execise pandemi Novel Corona Virus.

Berdasarkan pengalaman tersebut, kata I Wayan, pihaknya kini menerapkan strategi, di antaranya membentuk zonasi yang jelas covid dan non covid, zonasi gedung menentukan alur secara cermat: triase, alur pasien, secrening ruang standar isolasi: ICU, HCU, biasa, tindakan serta menkonversi ruangan ketika diperlukan.

Selanjutnya, menyiapkan logistik, laboratorium pendukung/pcr, melakukan edukasi serta inform consent, ruang dekontaminasi, ambulans, berkoordinasi dengan rumah sakit (RS) lainnya serta menyiapkan RS lapangan bila diperlukan.

Di bidang SDM, kata I Wayan, pihaknya melakukan langkah perlindungan dengan tes berkala, penyediaan akomodasi, pengaturan tim Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP) secara kolektif, hanya menuugaskan mereka yang sehat, tidak ada komorbid, memastikan waktu istirahat cukup dan ketersedian APD. (IZn – persi.or.id)