PT. Info Sarana Medika PERSI berkolaborasi dengan PT. Enseval Putera Megatrading Tbk menggelar Webinar “Influenza Bukan Flu Biasa” secara langsung melalui Zoom dan YouTube pada Sabtu, 8 Juni 2024, pukul 09:00 – 12:00 WIB. Kegiatan itu diikuti lebih dari 400 peserta yang mengikuti secara langsung. Mereka terdiri atas dokter umum, dokter anak, dokter obgyn, dokter patologi klinik, bidan, analis lab, serta manajemen RS dan dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota.
Sementara tayangan webinar ini di YouTube PERSI Pusat telah diakses lebih dari 1.000 kali. Webinar “Influenza Bukan Flu Biasa” ini menyertakan 2 Satuan Kredit Profesi (SKP) buat para peserta yang mengikuti pembelajaran secara tuntas. di LMS Kemenkes
Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG, Subsp. Obginsos, MPH, Guru Besar Ilmu Ostetri dan Ginekologi FKUI-RSCM dalam paparan yang berjudul Kehamilan yang Terganggu Influenza memaparkan influenza adalah infeksi saluran pernapasan akut akibat virus influenza. Saat ini terdapat 3 tipe virus inifluenza yaitu A, B, dan C. Umumnya, pasien influenza dengan gejala ringan hingga sedang akan sembuh sekitar 2 minggu. Penularan virus terjadi melalui udara (aerosol) dan percikan ludah (droplet).
“Individu yang berisiko tinggi mengalami komplikasi dari influenza adalah lansia di atas 65 tahun, anak di bawah 5 tahun, imunokompromais, ibu hamil, hidup di lingkungan berkelompok (asrama, barak militer, panti jompo), serta individu dengan penyakit kronis (asma, gagal jantung, diabetes, obesitas),” kata Prof. Dwiana.
Untuk itu, lanjut Prof. Dwiana, pihaknya mendukung tenaga medis dan rumah sakit mendukung dan menyediakan diagnosa influenza di laboratorium, terutama bagi individu berisiko tinggi, termasuk ibu hamil. “Karena ibu hamil berisiko mengalami komplikasi lebih tinggi. Sekitar 5% kematian akibat influenza terjadi pada ibu hamil. Data juga menunjukkan, 5-8% ibu hamil dengan influenza dirawat di rumah sakit akibat gagal napas atau komplikasi lainnya. Mortalitas ibu hamil dengan influenza yang dirawat di ICU sekitar 0 – 33 %,” kata Prof. Dwiana.
Prof. Dwiana menegaskan, influenza dapat menyebabkan berbagai komplikasi, di antaranya pneumonia (viral ataupun bacterial), Infeksi telinga dan sinus, inflamasi pada jantung (Myokarditis), otak (ecephalitis), dan jaringan otot (Myositis, Rhabdommyolisis), Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), Sepsis Multi-organ failure.
Prof. Dwiana memaparkan gejala umum influenza yang patut diwaspadai adalah demam tinggi mendadak (38-40 C), nyeri tenggorokan, nyeri otot, batuk (biasanya kering), nyeri kepala, malaise, serta pilek.
“Patut digarisbawahi, ibu hamil termasuk dalam populasi risiko tinggi mengalami komplikasi dan kematian akibat influenza. Terdapat perubahan fisiologis saat terjadinya kehamilan yang menyebabkan tubuh rentan terinfeksi influenza dan mengalami gejala yang lebih parah. Influenza pada kehamilan tidak hanya berdampak pada ibu, tetapi juga pada janin dalam kandungan. Penanganan yang tepat dan vaksinasi influenza sangat penting untuk mencegah gejala berat dan komplikasi pada ibu hamil dengan influenza,” kata Prof. Dwiana.
Sementara, Dr. Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM-RSUI memaparkan topik tentang Clinical Aspect of Influenza in Children. Ia mengingatkan influenza pada bayi dan anak yang tidak ditangani optimal dalam menyebabkan sepsis, otitis media, pertusi, bronchiolitis, serta pneumonia.
Pada sesi lainnya, dr. Alfinella Izhar Iswandi, MPH dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dalam paparannya yang berjudul Update Influenza di Indonesia dari Global Surveillance Information Report System (GSIRS) menyatakan, upaya memantau sirkulasi virus influenza secara berkelanjutan di Indonesia dilakukan dengan pelaksanaan surveilans. Kegiatan itu merupakan bagian dari upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi yang disebabkan penyakit yang menyerang sistem pernapasan, termasuk influenza.
“Kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza sangat penting untuk mencegah terjadinya kerugian yang sangat besar. Salah satu upaya kesiapsiagaan adalah dengan membangun surveilans influenza. Kami terus menjaga keberlanjutan kegiatan Surveilans Influenza dengan peningkatan kualitas dan kuantitas sampel, data, dan pendanaan. dalam tahapan menuju pelaksanaan rencana jangka panjang untuk penguatan ketahanan kesehatan, termasuk deteksi dini pandemi,” ujar dr. Alfinella.
Terkait deteksi influenza, dr. Thyrza Laudamy Darmadi, Sp.PK, Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit Pondok Indah Group memaparkan topik berjudul What do you need to know to get an accurate
rapid influenza test?
Ia menjelaskan, untuk mendapatkan hasil tes lab yang akurat dibutuhkan tes diagnostik cepat dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi. “Salah satu yang paling penting, kumpulkan spesimen saluran pernafasan sedini mungkin, dalam 3-4 hari setelah timbulnya kecurigaan influenza,” kata dr. Thyrza.
Webinar Influenza Bukan Flu Biasa ini disponsori oleh PT. Enseval Putra Mega Trading, distributor utama dari Abbott Rapid Diagnostics. (IZn – persi.or.id)