Padang – Pembangunan fasilitas pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang akan dibangun pemerintah provinsi Sumatera Barat akan sangat membantu rumah sakit (RS) di wilayah itu yang selama ini harus mengirim limbah medisnya ke Pulau Jawa.
“RS-RS di Sumatera Barat berpotensi memangkas pengeluarannya, karena itu pemerintah daerah memberikan dukungan untuk proyek ini. Pengiriman limbah B3 dari RS telah menyedot anggaran cukup besar,” ujar Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, baru-baru ini.
Nasrul mencontohkan, untuk RSUP M Djamil misalnya, harus mengeluarkan anggaran Rp2 miliar setahun, sementara RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi sekitar Rp1,5 miliar. Alokasi anggaran untuk fasilitas itu akan diajukan pasca penghitungan Analisis Dampak lingkungan (Amdal) 2020.
Sebanyak dua daerah dinilai berpotensi jadi lokasi pengelolaan limbah, yaitu Sawahlunto dan Sijunjung. “Salah satu syarat penunjukan lokasi adalah tempat yang tersedia bukan lahan produktif seperti bekas tambang yang sudah tidak dipergunakan. Karena itu, Sawahlunto menjadi
kandidat terkuat.”
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Siti Aisyah memaparkan, luas lahan yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas pengolahan limbah B3 itu sekitar 35 hektare. Fasilitas itu nantinya akan menjadi tempat pembakaran limbah B3 sekaligus pemusnahan sisa pembakaran limbah itu. Sehingga, seluruh proses pengolahan bisa diselesaikan dalam satu lokasi saja. (IZn-persi.or.id)