Jakarta – Kalangan perumahsakitan harus berpartisipasi dalam mengatasi risiko penyakit ginjal yang kini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Selain itu, penyakit ginjal sebagai salah satu penyakit katastropik, telah menyedot 18% anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
dr. Kuntjoro AP, M.Kes, Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mengungkapkan hal itu dalam Simposium Nasional Air Bagi Kesehatan Upaya Peningkatan Promotif Preventif bagi Kesehatan Ginjal di Indonesia yang diselenggarakan PERSI berkolaborasi dengan Indonesia Hydraton Working Group (IHWG) serta Danone.
“Yang paling mengkuatirkan, trennya ternyata makin meningkat. Rumah Sakit (RS) harus turut mengantisipasi karena kita pun selain melakukan upaya kuratif, juga wajib melakukan upaya preventif dan promotif,” kata dr. Kuntjoro.
PERSI, kata dr. Kuntjoro, kini memang mewajibkan RS untuk mendukung berbagai program yang dilaksanakan pemerintah, mulai eliminasi tuberkolosis, keselamatan pasien hingga kampanye kesehatan ginjal, yang dirayakan di seluruh dunia, hari ini.
“Terbukti dengan kampanye bagi para dokter tentang pemberian antibiotik yang rasional, telah menurunkan biaya dari semula 48% menjadi 28%, sehingga kami menyakini kontribusi yang dilakukan RS dan PERSI ini memberikan dampak yang signifikan,” ujar dr. Kuntjoro.
Selain dr. Kuntjoro, simposium nasional ini juga menghadirkan pembicara Ketua IHWG dr Budi Wiweko SpOG serta Ketua Eksekutif Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Dr. dr. Sutoto ,M.Kes. (IZn – pdpersi.co.id)