RSUP Dr. Ben Mboi Sukses Laksanakan Bedah Jantung Terbuka Perdana, Didukung RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah dan RSJPD Harapan Kita

RSUP Dr. Ben Mboi, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sukses melaksanakan operasi bedah jantung terbuka pertama. Operasi dilakukan pada seorang pasien perempuan berusia 26 tahun yang didiagnosis dengan Severe Mitral Valve Stenosis, Moderate Tricuspid Valve Regurgitation, dan Pulmonary Hypertension.

“Sebelumnya, operasi seperti ini hanya bisa dilakukan di Surabaya atau Jakarta. Sekarang, layanan canggih seperti ini sudah ada di NTT. Kami memberikan apresiasi kepada tim RSUP Dr. Ben Mboi, tim pendamping dari RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, dan RSJPD Harapan Kita sebagai pengampu nasional, atas keberhasilan pelaksanaan operasi ini,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers di RSUP Dr. Ben Mboi, belum lama ini.

Menkes Budi menjelaskan, setiap tahun, sekitar 7.000 orang dari NTT dirujuk ke Bali, Makassar, atau Surabaya untuk mendapatkan layanan medis seperti perawatan jantung, stroke, dan kanker. Dengan hadirnya fasilitas layanan jantung di NTT, jumlah rujukan tersebut diproyeksikan berkurang hingga 3.000–4.000 orang per tahun.

Direktur RSUP Dr. Ben Mboi, dr. Annas Ahmad, menyatakan keberhasilan ini memperkuat komitmen RSUP Dr. Ben Mboi dalam meneguhkan perannya sebagai rumah sakit rujukan regional dan internasional. Dengan keberhasilan ini, NTT menjadi provinsi ke-25 di Indonesia yang mampu menyediakan layanan bedah jantung terbuka.

“Keberhasilan operasi ini merupakan langkah awal dalam memperluas layanan spesialistik. Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang setara bagi masyarakat di wilayah timur Indonesia. Harapannya, masyarakat timur dapat merasakan diagnosis dan perawatan setara dengan fasilitas layanan kesehatan di Jakarta,” ungkap dr. Annas.

Selain layanan jantung, Kementerian Kesehatan akan mendukung RSUP Dr. Ben Mboi dengan menghadirkan mesin canggih untuk penanganan kanker di NTT pada tahun depan. Langkah ini untuk mengurangi angka rujukan pasien kanker, yang saat ini menjadi penyakit kedua terbanyak dirujuk ke luar daerah. (IZn – persi.or.id)