Jakarta – Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menggelar rapat pleno pengurus pusat di Auditorium Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, hari ini.
Rapat pleno dihadiri pengurus harian, kompartemen, dewan penyantun dan PT Info Sarana Medika (ISM) yang dimiliki PERSI.
Rapat pleno dibuka Ketua Umum PERSI dr. Kuntjoro AP M.Kes. Ia memaparkan berbagai agenda kompartemen-kompartemen yang harus segera dieksekusi untuk mengoptimalkan kinerja PERSI.
“Salah satunya tentang pengelolaan etik dalam opersional RS karena yang selama ini masih berlaku baru good corporate governance,” ujar dr. Kuntjoro.
Selain itu, dr. Kuntjoro juga mengingatkan tentang akselerasi peran PERSI dalam pembenahan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), termasuk terkait tindakan fraud yang berisiko merugikan RS.
“Dalam setiap keputusan, termasuk rekomendasi yang dikeluarkan PERSI terkait pihak-pihak lain, termasuk BPJS Kesehatan, PERSI selalu melakukan round table dialog, sehingga menjadi keputusan bersama.”
PERSI sendiri, kata dr.Kuntjoro, telah menjalin hubungan yang baik dengan 14 lembaga dan kementrian. Kepada mitra-mitra tersebut, PERSI juga menekankan pentingnya perubahan paradigma kinerja RS dari semula efisiensi, terutama setelah pemberlakuan JKN.
“Karena jika yang dikedepankan adalah efisiensi maka akan sulit bagi RS untuk mengejar teknologi yang senantiasa berubah, maka yang terbaik adalah prinsip efektifitas, seperti uang diterapkan di negara-negara maju.”
Tak kalah pentingnya, kata dr. Kuntjoro, fakta bahwa tarif JKN yang tidak berubah sepanjang tahun 2018, padahal inflasi di sektor layanan kesehatan mencapai 1,7%.
“Dengan angka itu berarti ada sumbangsih dari RS, karena tarif tetap sama padahal terjadi inflasi yang menyebabkan biaya operasional naik.” (Izn – persi.or.id)