Peringati Hari Lupus, RSUD Dr Soetomo Dukung Berdirinya Komunitas Lupus Cilik Serta Gelar Edukasi Keluarga Pasien

Surabaya – Berbagai kegiatan diselenggarakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur untuk memperingati Hari Lupus Sedunia yang jatuh pada 10 Mei. Selain mendukung pembentukan komunitas bagi penderita lupus anak, Kolucuya, singkatan dari Komunitas Lupus Cilik Surabaya juga dilakukan edukasi keluarga pasien penderita lupus nefritis.

“Komunitas ini memungkinkan keluarga bisa saling berbagi informasi terkait Lupus,” tutur Ketua Divisi Ginjal Anak RSUD dr Soetomo dr Ninik Asmaningsih Soemyarso SpA(K), belum lama ini.

Sedangkan edukasi tentang lupus nefritis, kata Ninik, berfokus pada dukungan yang bisa dilakukan keluarga pasien. “Penyakit ini lazim  menjangkiti anak-anak, dipicu oleh gangguan autonimun, prevalensinya 10 anak dari 100 ribu anak. Di RSUD dr Soetomo dalam lima tahun terakhir terdapat lebih dari 100 pasien lupus. Jadi jangan berkecil hati. Anak-anak ini bisa dibantu untuk pulih,” ujar Ninik.

Ninik menjelaskan, lupus biasa disebut penyakit seribu wajah. Karena, lupus menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga sulit mendeteksi mana zat yang buruk dan mana yang baik. “Jaringan sehat dalam tubuh juga bisa diserang oleh sistem imun tubuh itu sendiri. Disabut seribu wajah karena manifestasinya beragam dan butuh proses sebelum akhirnya dipastikan lupus. Pasien lupus yang juga kerap menderita gangguan ginjal sehingga disebut lupus nefritis. Selain itu, lupus juga bisa memicu gagal jantung, tekanan darah tinggi hingga lupus pada otak,” ,” ujar Ninik.

Sebagian pasien, lanjut Ninik, langsung sakit ginjal bersamaan dengan lupus, ada juga yang butuh waktu setelah lima tahun. Lupus sendiri diketahui lebih banyak menyerang anak perempuan dan menjelang remaja.

Salah satu gejala lupus nefritis adalah protein yang keluar bersama urin yang warnanya juga keruh dan berbuih. Selain itu juga ditemukan gejala lain seperti dari mata sembab, ruam kemerahan di pipi, rambut rontok, kaki bengkak hingga sariawan.

Gejala-gejala itu muncul sangat bervariasi, dan jika ditemukan setidaknya lima gejala bersamaan, harus diperiksa laboratorium untuk memastikan kemungkinan lupus. Penanganan setelah diagnosa ditegakkan, pengobatan anti-inflamasi dan steroid. Ketika kondisi penderita membaik, tetap diperlukan kontrol setiap bulan untuk memastikan kondisinya. (IZn – persi.or.id)