Pemerintah Fokus Perbaikan RSUD Mataram, Batalkan Pembangunan RS Sementara

Mataram – Pembangunan rumah sakit (RS) sementara di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang semula direncanakan didirikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membantu pelayanan medis bagi korban gempa, batal dilaksanakan. Proses pembangunan untuk fasilitas medis akan difokuskan pada perbaikan RSUD Kota Mataram yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi.

“Kerusakan terjadi pada dua bangunan di RSUD Mataram, pada gedung unit gawat darurat (IGD) dan Graha Mentaram. Sementara gedung bagian tengah masih utuh. Kami  menilai, rencana pembangunan rumah sakit sementara di kawasan Jalan Lingkar Selatan terlalu jauh, sehingga dikhawatirkan akan menghambat koordinasi, termasuk pendistribusian medis dan peralatan kesehatan dari RS induk ke RS sementara,” kata Sekda Kota Mataram, H Effendi Eko Saswito, baru-baru ini tentang kerusakan yang dialami akibat gempa bumi yang terjadi berulang, yang terbesar 7,0 skala richter (SR) dan gempa susulan 6,2 SR.

Effendi menegaskan, pihaknya lebih mendukung upaya Kementerian PUPR untuk melakukan perbaikan gedung RSUD yang sudah ada dibandingkan membangun
RS sementara.

“Sementara proses perbaikan kerusakan pada sejumlah titik di RSUD Mataram akan dilakukan pihak Kementerian PUPR, hingga saat ini sebagian pelayanan di RSUD Mataram masih dilakukan pada tenda darurat di halaman rumah sakit,” kata Effendi.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, dr H Herman Mahaputra sebelumnya mengatakan, rencana pembangunan RS sementara  merupakan kebijakan dari pemerintah terhadap RS yang terdampak bencana alam, seperti yang pernah dibangun di Aceh yang dilanda bencana tsunami. Tujuannya, memperluas sekaligus
mendekatkan pelayanan kesehatan.

Untuk pembangunan RS sementara, Pemkot Mataram diminta menyiapkan lahan sekitar dua hektare, sedangkan pembangunan fisik dan pengadaan alat kesehatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR. Jadi daerah tinggal menerima jadi dan menempati dengan tidak ada dana sepeserpun yang akan dikeluarkan untuk pembangunan fisik.

Ke depan RS sementara itu direncanakan menjadi RS satelit sebab RS tersebut dilengkapi dengan semua poliklinik dan pelayanan kesehatan standar sebuah RS sedangkan RSUD Mataram tetap menjadi RS induk. (IZn – persi.or.id)