NTB – Fasilitas radioterapi RSUD Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dianggarkan pada Desember 2017 melalui dana alokasi khusus (DAK) dan dana alokasi umum (DAU) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) provinsi itu, diproyeksikan operasikan mulai Agustus 2018.
Fasilitas itu diharapkan menjadikan RSUD NTB sebagai pusat penanganan lanjut terhadap pasien kanker yang angka kunjungan per harinya mencapai 120 pasien. Namun, untuk penanganan yang memmerlukan radioterapi, RSUD NTB harus merujuk ke RSUP Sanglah Denpasar, Bali dan rumah sakit di Surabaya.
“Sebagai rumah sakit rujukan, RSUD NTB dituntut terus berinovasi, kini penderita kanker, dapat ditangani langsung di sini,” kata Gubernur NTB Zainul Majdi saat meninjau layanan radioterapi didampingi Direktur RSUD dr H Lalu Hamzi Fikri MM, Wakil Direktur dr Rusdy Hamid SpOG (K) dan Kepala Instalasi Radiologi dr Dewi Anjarwati MKes, SpRad, hari ini.
Pembenahan yang dilakukan RSUD NTB, kata Zainul, meliputi pelayanan yang ramah serta pengadaan fasilitas alat kesehatan.
Sementara, Kepala Instalasi Radiologi RSUD NTB Dewi Anjarwati menjelaskan, layanan radiologi di rumahsakitnya terbilang unggul karena terdiri atas pemindai sinar X (X-ray), ultrasonografi (USG), CT scan 128 slice, dan dalam waktu depat dilengkapi mammografi, MRI (magnetic resonance imaging), layanan radioterapi, terapi radiasi. serta bedah onkologi.
Lalu Hamzi Fikri memaparkan, alat radioterapi ini diperlukan karena angka penderita penyakit kanker jumlahnya terus meningkat. Angka kunjungan pada 2015 sebanyak 28.643 orang, atau per harinya, 120 pasien.
“RSUD NTB merupakan satu dari 17 rumah sakit di Indonesia yang memiliki alat radioterapi. Kami harap Agustus ini sudah dapat beroperasi, saat ini sedang disiapkan kelengkapan administrasi penunjang untuk pengoperasian alat tersebut,” kata Fikri. (IZn – pdpersi.co.id)