Perkembangan teknologi AI Generatif atau kecerdasan buatan di bidang kesehatan akan membawa perubahan signifikan bagi peningkatan layanan kesehatan di Indonesia, baik itu bagi tenaga medis maupun fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit.
Penggunaan teknologi AI di bidang kesehatan setidaknya akan memberikan dukungan kesehatan yang lebih akurat. “Dalam tubuh manusia terdapat lebih dari 30 juta gen, 87 miliar neuron yang mayoritas berada di otak, 300 triliun sel, dan 37 triliun microbioma, yang saling terhubung dan memengaruhi kesehatan manusia. Kita harus melengkapi metode empirik dengan teknologi AI, bahkan bahasa program ChatGPT, untuk mengetahui bagaimana sistem tubuh bekerja secara ilmiah,” tutur Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam acara “Google AI untuk Indonesia Emas” di Jakarta seperti dikutip rilis Kemenkes.
Direktur Hubungan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Indonesia Putri Alam mengungkapkan bahwa Google berkomitmen penuh membantu Pemerintah Indonesia memaksimalkan digitalisasi layanan kesehatan di Indonesia. Mulai Mei 2024, Google berkolaborasi dengan Kemenkes untuk menerapkan AI dalam pelayanan kesehatan dalam platform SATUSEHAT.
Dukungan tersebut sejalan dengan cetak biru Pemerintah Indonesia untuk transformasi digital dan inisiatif visi Indonesia digital tahun 2045.
Menkes menambahkan, analisis dari kecerdasan buatan tersebut dapat digunakan untuk membantu tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang tepat kepada seluruh pasien. AI akan membantu proses deteksi penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dengan lebih mudah, cepat, dan presisi.
“Saat ini dokter deteksi penyakit jantung menggunakan stetoskop, elektrokardiografi, CT Scan hingga pemeriksaan gen untuk mengetahui mutasi gen dalam tubuh yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Kini, teknologi AI ini akan terus mengubah sektor kesehatan secara besar-besaran,” kata Menkes.
Sebelumnya, lanjut Menkes, pemanfaatan AI di bidang kesehatan di Indonesia telah diterapkan dalam teknologi WhatsApp sebagai layanan telemedisin saat pandemi COVID-19. Saya berharap Google bisa membantu pemerintah menyediakan layanan geotagging sehingga bisa membantu memetakan penyakit di daerah,” terang Menkes. (IZn – persi.or.id)