Jakarta – Volume limbah medis dari 2.813 rumah sakit (RS) di Indonesia mencapai 242 ton per hari. Sehingga, dari jumlah tersebut rata-rata tumpukan limbah mencapai 87 kilogram per hari, artinya limbah yang belum dikelola masih cukup besar.
“Banyaknya limbah yang tidak terkelola, salah satunya disebabkan jasa pengelolaan tidak banyak, juga terdapat jasa pemusnahan limbah yang ditutup akibat tidak bekerja sesuai prosedur. Pemusnahan limbah medis memang tidak bisa sembarangan seperti membakar sampah biasa. Ketika pemusnahan suhu yang dibutuhkan mencapai 1.600 hingga 2.000 derajat celsisus,” ujar Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 KLHK, Sinta Saptarina Soemiarno, belum lama ini.
KLHK, kata Sinta, terus mengupayakan pemusnahan limbah medis tersebut dengan bekerjasama dan menunjuk empat perusahaan semen sebagai pihak ketiga untuk memusnahkan limbah medis, salah satunya adalah PT Semen Padang. Sejak bekerjasama dengan beberapa perusahaan semen tersebut, limbah medis yang sudah dimusnahkan yakni 152,89 ton.
Sinta menegaskan, solusi terbaik, sektor swasta maupun pemerintah daerah berinvestasi mendirikan jasa pengolah limbah medis di seluruh wilayah, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Pasalnya, transportasi dan jarak juga menjadi kendala bagi pemusnahan limbah medis.
“RS di Sumatera Barat maupun daerah lain yang strategis, bisa berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Semen Padang,” kata Sinta. (IZn – persi.or.id)