Kemenkes Dukung Kolaborasi RS Indonesia dan AS, Salah Satunya untuk Transplantasi Jantung

Rumah sakit (RS) Indonesia akan intens menjalin kerja sama dengan RS di Amerika Serikat (AS). Kesepakatan kerjasama itu menjadi salah satu delapan hasil pertemuan bilateral antara Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin dengan pemimpin kesehatan dunia dalam pertemuan kedua Menteri Kesehatan G20 di Bali, 27-28 Oktober 2022.

“Ada delapan kesepakatan bilateral dengan negara G20 lainnya, yang akan segera ditindaklanjuti implementasinya,” ujar Budi Gunadi.

Budi Gunadi menjelaskan kesepakatan dengan AS di antaranya dalam proyek riset di bawah koordinasi National Institute of Health (NIH) US. “Kami akan meminta kepada NIH Institutes membuat unit penelitian klinis di RS terbaik Indonesia untuk penelitian dan pengembangan,” kata Budi Gunadi.

Sebelumnya, kerja sama bidang kesehatan antara Indonesia dengan AS telah ditandangani sejak 21 Mei 2019 di Jenewa. “Kami juga meminta CDC mendukung pembangunan Laboratorium Kesehatan Masyarakat nasional Indonesia (LABKESMAS) dalam membentuk kemitraan dan tenaga ahli.”

Tak kalah pentingnya, Kemenkes juga meminta USAID mensponsori kerja sama antara Rumah Sakit AS (Boston Children, MD Anderson, Cleveland Clinic, Mayo Clinic, Joslin Diabetes, UCLA) dengan RS di Indonesia. Sebelumnya, Direktur Utama Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Dr. dr. Iwan Dakota, SpJP(K), MARS, FACC,FESC menyatakan pihaknya tengah menyiapkan berbagai inovasi, termasuk transplantasi jantung dengan RS-RS jantung terkemuka di dunia, salah satunya Cleveland Clinic.

Berikutnya, aksi nyata lainnya adalah kelanjutan kerja sama (MoU) bidang kesehatan selama lima tahun ke depan antara Indonesia dengan Korea Selatan, khususnya percepatan kolaborasi industri farmasi.

Ada pula kerja sama dengan Afrika Selatan. Indonesia diundang mengunjungi industri vaksin berbasis mRNA di Capetown. “Pertukaran informasi dengan Afrika Selatan tentang cara meningkatkan sekuensing genomik dan mRNA,” kata Budi Gunadi.

Hal ini selaras dengan minat Afrika Selatan untuk berkolaborasi dengan negara-negara selatan G20 dalam membangun pusat penelitian dan manufaktur vaksin, terapi/pengobatan, dan diagnostik (VTD).

Selanjutnya, dilakukan pula pertemuan bilateral dengan Arab Saudi yang menghasilkan aksi nyata ketiga, beruba hibah Arab Saudi sebesar US$ 5 juta untuk obat dan vaksin meningitis bagi pelaku perjalanan haji dan umroh. Selain itu juga US$ 10 Juta dari Uni Emirat Arab untuk pengendalian TBC di Indonesia.

Indonesia terus melakukan upaya diplomasi agar Arab Saudi berkontribusi dalam pencegahan pandemi melalui Dana Perantara Keuangan (FIF), dan meminta dukungan Saudi untuk memperkuat penelitian dan pembuatan VTD di negara berpenghasilan rendah-menengah. Selain itu Kemenkes bersama BP2MI dan Kementerian Tenaga Kerja melakukan diskusi terkait MoU,khususnya mengenai kesepakatan penempatan perawat. (IZn – persi.or.id)