Jakarta – Rumah Sakit Umum daerah Saiful Anwar (RSSA), Malang, Jawa Timur, berhasil menjadi pionir RS Indonesia yang menjalani akreditasi Internasional.
Atas pencapaiannya itu, RSAA mendapat penghargaan dari Ketua KARS, Dr. dr. Sutoto, Mkes dalam ajang Temu Ilmiah Tahunan ke-4 dan Semiloka Akreditasi Rumah Sakit Nasional di ICE BSD City Kota Tangerang Selatan, Banten, pekan ini.
Sebelumnya, RSAA meraih akreditasi nasional. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Indonesia (SNARS) Edisi 1 sendiri telah diluncurkan pada Januari 2018 dan memacu RS berlomba-lomba mengajukan akreditasi.
”Sejak awal 2017, RSSA sudah mempersiapkan segala ketentuan untuk meraih akreditasi internasional,” ujar Direktur RSSA dr. Restu Kurnia Tjahjani, MKes, baru-baru ini.
Restu memaparkan, terdapat empat elemen penting dalam penilaian akreditasi internasional. Pertama, regulasi yang mencakup kebijakan, standar prosedur operasional (SPO), pedoman dan aturan, serta keputusan direktur rumah sakit.
Kedua, dokumen yang mencakup proses kegiatan, pelayanan dan berkas rekam medis, notulen rapat, hasil audit, dan beberapa dokumen lainnya.
Ketiga, meliputi observasi, yakni bukti kegiatan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan surveyor.
”Sedangkan tahap terakhir adalah wawancara dengan pihak surveyor yang berjumlah sembilan orang kepada pengelola, direktur, dan pimpinan rumah sakit, serta Profesional Pemberi Asuhan (PPA), pasien, tenaga medis dan nonmedis, juga bagian RS lainnya,” ujarnya.
Sebelumnya, dr Nina Sekartina MHA, ketua Tim Survei Akreditasi SNARS Edisi 1 Internasional, mengatakan, RSSA menjadi rumah sakit pertama di Jawa Timur yang mengajukan penilaian akreditasi internasional. ”Ada tiga rumah sakit di Malang yang mengikuti akreditasi SNARS Edisi 1. Namun, RSSA satu-satunya yang berani akreditasi internasional.”
Sementara, Rusyandini Perdana Putri, Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas RSSA menyatakan, rangkaian penilaian dilakukan di awal tahun. Penilaian meliputi beberapa rangkaian wawancara dengan beberapa pihak di RSSA. Selama 4 hari, wawancara dilanjutkan surveyor kepada pimpinan institusi pendidikan staf klinis dan juga wawancara peserta didik di RSSA. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana sinergi RSSA dalam peningkatan mutu dan layanan yang sesuai dengan standar internasional.
Acara Temu Ilmiah Tahunan ke-4 dan Semiloka Akreditasi Rumah Sakit Nasional dibuka Menteri Kesehatan Nila F Moeloek itu mempertemukan surveyor KARS serta direktur dan staf rumah sakit seluruh Indonesia. Pertemuan ilmiah ini diharapkan meningkatkan ilmu dan pemahaman pihak-pihak yerkait, termasuk kalangan perumahsakitan, tentang standar akreditasi dan implementasinya di RS, serta masalah berikut solusi dan inovasi RS. (IZn – persi.or.id)