Tangerang – Ketua Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Dr. dr. Sutoto, Mkes menegaskan, seluruh RS yang beroperasi di Indonesia, wajib mendapatkan akreditasi karena berkaitan erat dengan mutu dan pelayanan.
“Bahkan dengan akreditasi RS, bisa menjadi mitra BPJS Kesehatan dan menjadi pelaksana program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Saat ini hampir semua pasien sudah menjadi anggota BPJS Kesehatan, sehingga tentu akan menambah daya tarik RS,” kata Sutoto dalam ajang Temu Ilmiah Tahunan ke-4 dan Semiloka Akreditasi Rumah Sakit Nasional yang diikuti 1.500 peserta dari seluruh Indonesia, di ICE BSD City Kota Tangerang Selatan, Banten, kemarin.
Acara yang dibuka Menteri Kesehatan Nila F Moeloek itu mempertemukan surveyor KARS serta direktur dan staf rumah sakit seluruh Indonesia. Pertemuan ilmiah ini diharapkan meningkatkan ilmu dan pemahaman pihak-pihak yerkait, termasuk kalangan perumahsakitan, tentang standar akreditasi dan implementasinya di RS, serta masalah berikut solusi dan inovasi RS.
dr. Djoni Darmadjaja Sp. B MARS, Kepala Bidang IT dan PR KARS memaparkan, ajang ini juga memperlombakan penulisan karya ilmiah terkait akreditasi RS, dari karya yang masuk terdapat 15 yang dipresentasikan dari 50 ditampilkan dalam bentuk poster.
Ada pula kompetisi karya inovatif RS di Indonesia, yang berjumlah 46 dan akan dipilih tiga yang terbaik untuk mendapatkan penghargaan KARS.
“Karena acara ini merupakan upaya meningkatkan mutu RS di Indonesia melalui peningkatan mutu organisasi KARS secara komprehensif, dalam kegiatan semiloka akreditasi, akan dilaksanakan 3 kegiatan pelatihan secara simultan, yaitu, pelatihan Sismadak atau Pelatihan Sistim Administrasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit, pelatihan ReDOWSKo Manajemen, dan pelatihan ReDOWSKo Asuhan Pasien,” ujar dr. Djoni. (IZn – persi.or.id)