Jakarta – Indonesia terpilih sebagai Centre of Excellence Vaksin bagi negara-negara Islam pada Desember 2017, dengan PT Bio Farma sebagai produsen dan lembaga risetnya.
Bahkan, sebaiknya, pada saat proses awal, RnD sudah didampingi oleh ulama, perlunya sinergi dan harmonisasi halal di negara Islam untuk vaksin dan obat-obatan.
Kepercayaan itu diraih berkat upaya yang ditempuh Bio Farma untuk menjamin kehalalan produknya, termasuk dengan mengundang para ulama melihat langsung proses produksi hingga melakukan review produk baru.
“Namun kami juga masih menghadapi tantangan dengan pasokan bahan baku, termasuk soal bahan yang dihasilkan dari darah serta produk dari organ hewan seperti plasentanya,” ujar Direktur Utama Bio Farma M. Rahman Roestan saat berbicara dalam International Islamic Healthcare Conference dan Expo (IHEX) di Jakarta Convention Centre.
Roestan menjelaskan, satu jenis vaksin yang kemudian dirilis Bio Farma, berasal dari 600 hasil riset yang diajukan. Sehingga satu saja bahan baku yang digunakan oleh formula vaksin tersebut mengandung komponen non halal, maka dibutuhkan proses panjang kembali untuk mengajukan penggantinya.
“Selain itu, untuk satu jenis vaksin, waktu yang dibutuhkan untuk meneliti 15-20 tahun,” ujar Roestan. (IZn – persi.or.id)