IKPRS- PERSI Selenggarakan Workshop Patient Safety Friendly Hospital, Dilengkapi Sesi Diskusi, Bedah Kasus, Presentasi

Institut Keselamatan Pasien Rumah Sakit Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (IKPRS-PERSI) menyelenggarakan ”Workshop Transformasi Rumah Sakit Menuju Rumah Sakit Ramah Keselamatan Pasien (Patient Safety Friendly Hospital) hari ini, Kamis, 13 Februari 2025. Kegiatan yang akan diselenggarakan dua hari di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta Barat, hingga Jumat, 14 Februari, bertujuan mendorong lahirnya paradigma baru dalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien dan pemberian pelayanan berfokus pada pasien.

Pelatihan ini diikuti sejumlah perwakilan rumah sakit dari berbagai daerah, mulai pimpinan rumah sakit, dokter, perawat, serta tim manajemen dan klinisi.

“Patient Safety merupakan salah satu upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan yang berdampak terhadap perubahan dalam pemberian layanan kesehatan. Lahirnya UU No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang didalamnya memuat pasal kewajiban seluruh rumah sakit untuk menerapkan keselamatan pasien yang diperkuat dengan PMK 11 tahun 2017 juga berperan besar dalam perubahan pola layanan kesehatan,” ujar Ketua Umum PERSI Pusat dr. Bambang Wibowo, Sp.O.G, SubSp.K.Fm, MARS, FISQua.

dr. Bambang menjelaskan, secara rutin rumah sakit telah menerapkan Keselamatan Pasien melalui 4 prinsip Keselamatan Pasien sesuai PMK No. 11 tahun 2017 yaitu: Standar Keselamatan Pasien, Sasaran Keselamatan Pasien, Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien, Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien.

Tahap berikutnya adalah meningkatkan penerapan Keselamatan Pasien melalui asesmen khusus menggunakan Kriteria Kritis Rumah Sakit Ramah Keselamatan Pasien (RSRKP) yang bersumber dari Patient Safety Friendly Hospital Initiative – Patient Safety Assessment Manual 3rd edition, 2020.

Sementara, dr. Nico A. Lumenta, K. Nefro, MM, MH.Kes, FISQua, CRAD mengungkapkan, di sisi lain tingginya kesadaran akan pentingnya kesehatan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan banyak masyarakat yang berpendidikan dan menguasai informasi menuntut untuk memperoleh pelayanan kesehatan berkualitas.

“Sehingga perlu dilakukan transformasi dalam sistem pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan berfokus pada pasien dan pemberian asuhan pasien yang aman. Pelayanan kesehatan yang berkualitas menjadi indikator keberhasilan dari manajer dan pimpinan rumah sakit,” ujar dr. Nico.

Selain mengikuti sesi paparan dari ahli dan praktisi, peserta pelatihan juga mengikuti sesi diskusi studi kasus, serta presentasi. (IZn – persi.or.id)