Papua – Ketersediaan fasilitas alat kesehatan (alkes) di RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Papua tengah dievaluasi. Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengoptimalkan layanan kesehatan bagi pasien campak dan gizi buruk, termasuk yang mengalami komplikasi seperti pneumonia.
Pemeriksaan dilakukan tim Flying Health Care (FHC) Kementrian Kesehatan. Tim radiografer menguji, mengkalibrasi dan membenahi paparan radiasi serta menguji fungsi ruang radiologi. Di RSUD Agats saat ini terdapat 4 unit alat sinar-X mobile dan 1 unit C-Arm.
Iskandar Zulkarnain, radiografer FHC, mengungkapkan, hambatan yang ditemukan pada alkes itu, kondisi baterai serta suhu ruangan. Karena baterai tidak mampu terisi secara maksimal. Sehingga, setiap selesai eksposi atau foto rontgen, harus menunggu baterai terisi kembali selama 2-5 jam, baru kemudian eksposi berikutnya bisa dilakukan.
Sinar-X mobile ini, kata Iskandar Zulkarnain, radiografer FHC, belum lama ini, telah dilakukan uji kesesuaian oleh tim BPFK Makassar dengan pengisian baterai selama 12 jam, sehingga eksposi hanya dapat dilakukan sebanyak 12 kali.
Setelah proses perbaikan, kini pasien-pasien yang membutuhkan cito torax dirontgen, segera bisa melakukannya.
“Dua tenaga kesehatan dari RSUD sudah diberi pelatihan sebagai petugas radiologi cadangan untuk pengganti radiografer sementara selama terjadi kekosongan pegawai di radio instalasi. Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan radiologi dalam menggunakan alat. Selain itu, juga dibuat SOP penggunaan alat automatic processing. Diharapkan ke depannya radiologi di RSUD ini bisa lebih maksimal dalam pelayanan rontgen,” tambah Iskandar. (IZn – pdpersi.co.id)