Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D, AAK mengungkapkan dalam berbagai kebijakannya, pihaknya selalu berupaya menjaga agar pihak rumah sakit (RS) yang menjadi mitra tidak mengalami kesulitan keuangan.
“Mari kita perbaiki sistem ini sama-sama. BPJS Kesehatan ikut memikirkan arus kas RS. Kami upayakan BPJS Kesehatan tidak punya utang pada RS. Sehingga jika ada RS yang belum dibayar sesuai jadwalnya, tolong beri tahu kami,” kata Ali Ghufron dalam pertemuan dengan Pengurus Pusat Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) melalui Zoom pada Kamis, 9 Maret 2023.

Pada pertemuan itu, hadir Ketua Umum PERSI dr. Bambang Wibowo, Sp.OG (K), MARS, FISQua, yaitu Wakil Ketua 1 dr. Agus Suryanto, Sp.PD-KP, MARS, MH dan Sekretaris Umum dr. Tri Hesty Widyastoeti, Sp.M, MPH. Sementara, dari Kompartemen Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, hadir Ketua Kompartemen dr. Daniel Budi Wibowo, M.Kes, Sekretaris Kompartemen Fajaruddin Sihombing, SE, MM serta Anggota Kompartemen dr. Kalsum Komaryani, MPPM, dr. Nurzelly Husnedi, MARS, Dr. dr. Anang Tribowo, Sp.M(K) serta Dr. M. Ramadhan, SE, ME, Ak, CA.
Prof. Ali Ghufron juga mengungkapkan, saat ini BPJS Kesehatan memiliki sistem uang muka yang bisa dimanfaatkan RS namun belum optimal dimanfaatkan. “RS bisa memanfaatkan fasilitas uang muka agar RS tidak kesulitan keuangan. Terkait kenaikan tarif, memang belum sempurna, namun juga harus ada keseimbangan antara kemampuan masyarakat,” kata Ali Ghufron yang menyatakan saat ini untuk pertama kalinya BPJS Kesehatan tidak mengalami defisit.
Selain itu, Prof. Ali Ghufron menegaskan pihaknya tidak mengarah pada upaya menyudutkan RS dalam konteks fraud namun tetap mengantisipasi dan melakukan deteksi. “Tapi ada temuan bahwa ada satu RS di Jawa Tengah, yang kita indikasikan pimpinannya memang berjiwa bisnis, menargetkan jumlah cath lab, CT Scan agar titik impas bisa tercapai karena kolega dokter biasanya jarang yang punya niat seperti itu. Aksi ini kita bisa buktikan,” kata Prof. Ali Ghufron. (IZn – persi.or.id)