Di Malam Sejuta Kenangan PERSI, Nila F Moeloek Apresiasi Komitmen RS Laksanakan JKN

malam persiaward20194

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menggelar penghormatan pada Nila F Moeloek, Menteri Kesehatan 2014-2019 yang mengakhiri masa jabatannya pada Kamis (24/10). Acara bertajuk Malam Sejuta Kenangan itu diselenggarakan berbarengan dengan PERSI Award, Jumat (25/10) di Jakarta Convention Centre.

Nila mengungkapkan, sangat menghormati sikap PERSI yang diungkapkan secara langsung oleh Ketua Umum dr. Kuntjoro Adi Purjanto yang menyatakan akan terus mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Pak Kuntjoro ketika berkunjung ke kantor saya menyatakan akan mendukung sepenuhnya kendati RS juga mengalami tantangan berat. Saat itu Pak Jun bilang, kami akan tetap melayani pasien, ini luar biasa,” ujar Nila yang mengenakan kebaya hijau.

malam persiaward20191

Kepada RS-RS yang terhimpun dalam PERSI, Nila mengingatkan bahwa implementasi JKN merupakan bagian dari komitmen ketika memilih profesi di bidang kesehatan. “Pada hakekatnya kita menjadi dokter dan bekerja di bidang kesehatan untuk menolong penderitaan masyarakat, jadi ini merupakan kerja kemanusiaan. RS yang mewadahinya juga harus mengatur manajemennya agar mendukung upaya menolong masyarakat itu,” kata Nila yang pada saat acara menerima kenang-kenangan dari berbagai asosiasi RS, salah satunya lukisan dari Asosiasi RS TNI-POLRI.

Namun, di saat yang sama, kata Nila, harus diakui, JKN juga menghadapi masalah yang kompleks, salah satunya defisit keuangan yang dialami BPJS Kesehatan. Hingga Agustus, peserta JKN yang sudah memakai layanan adalah 277 juta, sehingga meningkat pesat dibandingkan 2018 yang mencapai
253 juta.

malam persiaward20192

“Maka yang terjadi adalah defisit luar biasa dan buat saya, ketika terjadi kemacetan dalam pendanaan, terasa menyakitkan, karena pastinya RS akan mencari upaya untuk bertahan, mungkin saja dengan memilih kasus yang mudah dan tidak merugikan keuangan. Padahal seperti yang kita tahu, tujuan utama JKN adalah akses pengobatan yang berkualitas.”

Nila berkisah, saat pertama kali menjabat dan merintis pelaksanaan JKN, ia memutuskan untuk langsung mendukung karena sebagai dokter mata onkologi, ia merasakan pentingnya deteksi dan intervensi dini. “Nggak enak lo ambil mata orang yang kena kanker, nggak semua dokter mata mau dan mampu. Maka mengapa saya mendukung JKN, ya karena supaya tindakan itu bisa dihindarkan, pasien kita deteksi dengan cepat karena mereka punya akses ke RS dan dokter,” ujar Nila.

Untuk itu, lanjut Nila, bersama Kuntjoro, ia pernah mendiskusikan rencana melakukan pertemuan untuk mendengarkan para pakar guna mencari solusi terbaik JKN.

“Jika tidak, tarif akan naik lagi dan defisit terus terjadi. Jadi saya bilang ke Pak Kuntjoro, PERSI harus lakukan itu.” (IZn -persi.or.id)