Sesudah lebih dari 2 tahun berjalan maka situasi epidemiologi COVID–19 secara umum memang sudah jauh lebih membaik, di dunia dan di negara kita. Berbagai negara di dunia dan juga sudah mulai melakukan berbagai pelonggaran protokol kesehatan yang membuat pola kehidupan mulai berjalan berangsur ke arah seperti sebelum pandemi, walau tentu masih panjang jalan yang harus ditempuh.
Hanya saja kita perlu mengetahui bahwa sampai Juni 2022 ini dunia masih dalam status pandemi, sebagaimana juga disampaikan Direktur Jenderal WHO pada acara pembukaan World Health Assembly 22 Mei 2022 di Jenewa. Lima hal yang dikemukakan DirJen WHO tentang pandemi yang belum berakhir.
- Pertama, masih ada hampir dari 70 negara di dunia yang kasusnya masih meningkat.
- Kedua, jumlah test di dunia jauh menurun, sehingga sulit untuk melihat gambaran epidemiologi yang sebenarnya.
- Ketiga, dari pengalaman selama ini maka virus SARS–CoV–2 penyebab COVID–19 memang kadang-kadang tidak terduga, kita belum dapat mengetahui secara pasti bagaimana perkembangannya di masa mendatang.
- Keempat, sampai bulan Mei 2022 itu baru ada 57 negara yang sudah memvaksinasi 70% atau lebih penduduknya, semuanya adalah negara dengan penghasilan tinggi.
- Penjelasan kelima DirJen WHO tentang pandemi masih ada adalah karena kalau transmisi masih meningkat maka artinya jumlah kematian masih akan juga ada dan tetap ada potensi varian baru dapat saja terbentuk.
Tentu kita berharap situasi COVID–19 akan dapat terus membaik, dan untuk itu kita perlu mengikuti dan menganalisanya secara cermat dari waktu ke waktu.
Dalam hal ini, saya sangat bersyukur dapat menerbitkan Buku “COVID–19 & Prof. Tjandra” yang menyajikan tulisan di berbagai media massa nasional sejak April 2021 sampai April 2022. Pada periode ini kita banyak menghadapi masalah varian Omicron dan karena situasi lebih terkendali maka mulai dibicarakan tentang transisi dari pandemi menjadi endemi, yang juga dibahas dalam buku ini.
Buku ini dalam bentuk jilid pertama, kedua, dan ketiga diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI. Buku kali ini diterbitkan oleh Sekolah Pasca Sarjana Universitas YARSI, dengan dukungan dari PT Combiphar. Semua ini sedikit banyak menunjukkan pendekatan pentahelix, yaitu kolaborasi antara pemerintah, akademia, swasta, media dan masyarakat umum. Saya sampaikan terima kasih kepada pimpinan Yayasan dan Universitas YARSI yang secara resmi menerbitkan buku ini, serta ucapan terima kasih kepada PT Combiphar atas dukungan penuhnya sehingga buku ini dapat diterbitkan.
Semoga buku ini dapat menjadi salah satu referensi tentang perkembangan pandemi COVID–19 di negara kita dan juga di dunia, dan semoga bermanfaat untuk
para pembaca sekalian.
Jakarta, Juni 2022
Tjandra Yoga Aditama
Informasi Selengkapnya Klik Disini