Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendedikasikan 218 ambulans dan 21 rumah sakit rujukan khusus untuk penyelenggaraan Asian Games. Selain itu, Kemenkes juga sudah melakukan pengendalian vektor di venue, menyelenggarakan pelatihan dan menerbitkan modul emergency in sport event bagi para tenaga kesehatan.
“Menjelang Asian Games, telah dibentuk kepanitiaan nasional untuk aspek kesehatan. Yang terlihat memang baru kesiapan pelayanan kesehatan. Fokus kami juga mengantisipasi potensi risiko, baik di dalam maupun yang mungkin dibawa ke negara kita. Untuk mencegah potensi risiko, kita membutuhkan surveilans dan lain sebagainya,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. saat membuka Training Course: Addressing Critical Public Health Aspects for Effective Health Management During the 2018 Asian Games, di Jakarta, belum lama ini.
Kompetisi multicabang wilayah Asia, Asian Games ke-18 akan digelar Agustus mendatang, mempertandingkan 40 cabang olah raga. Akan ada 462 pertandingan dan melibatkan sekitar 35.000 atlet, official dan tenaga sukarela dari 45 negara.
Untung mengingatkan, Asian Games adalah pesta besar. Puluhan ribu atlet dan official staff akan datang ke Jakarta dan Palembang, dua kota penyelenggara Asian Games, pun penonton.
Training Course: Addressing Critical Public Health Aspects for Effective Health Management During the 2018 Asian Games dihadiri oleh perwakilan berbagai sektor di Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Badan POM, juga stakeholder lainnya dari daerah. “Maka bukan hanya dari sisi kesiapan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan saja yang perlu kesiapan, namun juga perlu penguatan kapasitas dari sektor lainnya. Ini didasarkan atas pemikiran, bahwa sektor kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat luas dan penting dalam menyukseskan Asian Games 2018.”
Untung berpesan, sektor kesehatan perlu dipersiapkan lebih matang agar jangan sampai timbul masalah kesehatan sekaligus tanggap bila muncul masalah.
“Kita akan sampaikan kepada seluruh dunia, bahwa Indonesia aman dari sisi kesehatan, dan kita telah mempersiapkan sebaik-baiknya,” tandasnya.
Dr. Paranietharan, Perwakilan WHO dari Indonesia, menyatakan antisipasi utama dalam penyelenggaraan mass gathering event adalah pencegahan, bagaimana risiko-risiko kesehatan bisa kita mitigasi dari awal, berlatih bagaimana merespons dan tanggap terhadap situasi tersebut.
Selain itu, hadir pula Kepala Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu dr. Budi Sylvana, MARS. Ia memaparkan, dukungan kesehatan dibutuhkan saat pembukaan dan penutupan Asian Games, pelayanan kesehatan di Wisma Atlet, venue (kompetisi dan latihan), airport, hotel, dan media centre, transportasi untuk merujuk dan RS rujukan, hingga keamanan makanan dan sanitasi lingkungan.
Indonesia, kata Dr. Paranietharan, memang punya pengalaman dalam menyelenggarakan pertemuan massal yang banyak. Namun, mengingat Asian Games skalanya sangat besar, kami rasa Indonesia perlu penguatan kapasitas khususnya dalam mengantisipasi potensi atau risiko. (IZn – pdpersi.co.id)