Jakarta – Tim Flying Health Care (FHC) Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), dibantu juga oleh tim kesehatan dari TNI dan Polri, melakukan penguatan RSUD Agats, Papua. Penguatan dilakukan melalui pengiriman dokter spesialis berikut obat-obatan, manajemen fasilitas dan alat kesehatan serta pendampingan.
Tim FHC yang didatangkan ke Distrik Agats, Asmat telah mencapai dua gelombang. Gelombang terakhir tiba di pada Rabu (24/1), terdiri atas 41 personel yang terdiri dari dokter, dokter spesialis, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Mereka tiba di Distrik Koroway, Unirsirau, Joerat, dan Distrik Akat
Data menunjukkan, di RSUD Agats, pada 27 Januari tercatat 73 orang, sebanyak 64 pasien kasus gizi buruk, 3 gizi kurang serta 6 kasus campak. Pasien dirawat di RSUD Agast serta aula gereja setempat.
Selain di RSUD, tim akan menangani KLB campak dan masalah gizi buruk di Puskesmas. “Sebanyak 12 tenaga kesehatan (nakes) yang dikirimkan di masing-masing distrik terdiri dari 3 nakes dengan membawa obat-obatan dan vaksin. Tim berangkat menggunakan speedboat menuju masing-masing distrik,” demikian rilis Kementrian Kesehatan.
Aksi tim terpadu itu dilakukan untuk mencegah dan menemukan penderita campak dan gizi buruk, dan penyakit lainnya, termasuk, merujuk pasien.
Di lapangan, tim FHC di setiap distrik, selain dibantu TNI dan Polri, juga bekerja sama dengan Baznas, dan LPB NU. Mereka bekerja di 12 Puskesmas. Setiap pelayanan yang dilakukan dibuat laporan, sebagai referensi FHC gelombang selanjutnya.
Mereka harus berpacu dengan keterbatasan fasilitas, salahsatunya listrik. Diantaranya, Puskesmas rawat inap Akat, Distrik Akat serta Puskesmas rawat inap Unirsirau, Distrik Unirsirau hanya dialiri listrik selama 6 jam. Bahkan, Distrik Koroway dan Joerat, bahkan tidak memiliki Puskesmas. (IZn – pdpersi.co.id)