RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPISS) Jakarta Utara menyediakan 33 ruang isolasi untuk menangani pasien difteri, jumlah itu akan ditambah jika penderita bertambah. Ruang itu syaratnya terisolasi dan penunggu pasien memakai masker agar tidak terkena percikan ludah penderita.
“Sebanyak 33 pasien di sini secara klinis dicurigai difteri, mereka masih dalam pemeriksaan lab tapi kita sudah mengobati sebagai penderita difteri dan diisolasi. Mereka terdiri atas 22 anak usia 1 sampai 4 tahun yang memang antibodinya rendah, 60% persen. Sedangkan 11 pasien dewasa, kebetulan daya tahan tubuhnya turun. Karena pemberian vaksin difteri di Indonesia baru dimulai pada 1977, jadi mereka yang lahir sebelumnya memang tidak dapat imunisasi DPT, sehingga terbuka kemungkinan kena difteri, ” ujar Menteri Kesehatan Nila F Moeloek saat mengunjungi RSPISS, pekan lalu.
Nila memaparkan, berdasarkan dialognya denan pasien dan orang tua pasien, diketahui pasien anak memang tidak diimunisasi.
Sebanyak 33 pasien itu berasal dari Jabodetabek yang kini melakukan Outbreak Respons Immunization (ORI) atau respon penanggulangan difteri. ORI dilakukan di 12 kabupaten/kota di DKI Jakarta, Jabar, dan Banten.
(IZN-pdpersi.co.id)